Makan Siang Tanpa Kuota

 Hari ini memutuskan untuk makan siang di warung yang dulu pernah jadi tempat makan yang sering dikunjungi, selain karena murah, karena enak aja tempatnya.


Masakannya biasa aja, seperti warung kecil pinggir jalan lainnya. Menu yang paling sering dan selalu ada kayaknya tempe oreg, tahu goreng, tongkol, ikan bandeng goreng dan pepes ayam, dan yang sering saya makan adalah apa? Yak betul, saya sering makan omongan sendiri hahaha nggak dong, yang sering saya makan adalah tempe alright dan pepes i am.

Hari ini saya makan menu itu juga, tapi ditambah kopi Indocafé dan Djarum Super, jadi dicampur gitu semuanya. Nggak dong (2).

Biasanya saya suka nitip ke temen dan belinya pasti itu-lagi-itu-lagi; Nasi sama Fried Chicken. Jadi, itu salah satu alasannya pengin makan di warung kecil ini. Selain itu, karena pengin makan di luar ruangan aja, semacam outdoor area kalau di resto atau café, kalau di sini mah emang makan di luar dan persis di bawah pohon gede dan satu alasan lagi karena lagi pengin ngerokok aja. Bonusnya adalah saya jadi bisa ngahuleng (red: bengong) hingga tertulislah tulisan sampai di kata ini. Saya juga udah motret beberapa momen di sini, mungkin nanti bisa juga jadi konten di Instagram.

Enak juga ya ngetik atau nulis tanpa ada distraksi internet gini, kalau kuota nggak abis pas lagi makan tadi, mungkin jadinya cuman tulisan pendek aja, yang cukup buat copy konten di Instagram. Suara knalpot kendaraan dan dua anak kecil yang lagi main pesawat kertas juga rasanya nggak jadi distraksi apa-apa, malah jadi backsound yang biasanya terdengar Playlist Chill LoFi YouTube aja kalau lagi nulis di laptop.

Paragraf ini ditulis setelah rokok udah habis, tersisa kopi Indocafé yang masih manis. Begitu pula kata-kata yang pengin saya tulis, udah habis. Sekarang saatnya kuseruput lagi kopi ini sampai habis.

Sembilan menit lagi menuju clock in jam istirahat.

Sekian. Alhamdulillah 'ala kulli haal.

Tidak ada komentar